Tuesday 13 October 2015

Pintar atau Bodoh

Sony Wakwaw, seorang anak kecil yang dari penampilan fisik dan pikirannya kelihatan kurang, namun belakangan ini menjadi inspirasi banyak orang. Bicaranya tidak selancar anak seusianya. Orangtuanya pernah putus asa dengannya, hingga akhirnya nasib baik berpihak padanya dan membuatnya menjadi bintang sinetron komedi.

Jika pernah melihat film kartun Spongebob tentunya kita paham apa yang diucapkan berkali-kali oleh Squidwarld pada Patrik si bintang laut dan Spongebob. Ya, bodoh. Squidwarld selalu beranggapan bahwa dirinya adalah makhluk laut yang pintar, sedang yang lainnya adalah bodoh.

Pintar dan bodoh adalah dua sisi mata uang. Di dalam diri kita ada sisi baik dan buruk. Ada sisi bodoh dan sisi pintarnya juga. Seringnya agar dianggap hebat kita selalu menampilkan sisi pintar kita. Kita lalu berjuang keras melakukan banyak hal, agar dianggap pintar oleh orang lain. Padahal kita tidak menyukai apalagi mencintai apa yang kita lakukan.

Seorang akan menganggap kita bodoh, ketika mereka menyadari diri mereka pintar. Dan pintar ini bisa masuk dalam banyak katagori. Ada yang pintar memasak, maka ia akan menganggap bodoh orang lain yang tidak bisa memasak. Ada yang pintar bicara menguasai public speaking yang baik, maka ia akan menganggap bodoh orang lain yang tidak bisa melakukan hal itu.

Padahal kita dianugerahi banyak kelebihan dan juga banyak kekurangan. Ada hal-hal yang memang bisa kita kuasai, tapi ada yang tidak bisa. Dan itu yang membuat kehidupan jadi penuh warna.  Jika semua orang pintar memasak, tentunya tidak akan ada pembeli. Karena semua orang siap jadi penjual dan membuka rumah makan atau toko kue. Jika setiap orang pintar bicara di muka umum, maka pastinya tidak akan ada orang yang mau menjadi pendengar. Semuanya ingin didengar.

Orang Hebat yang Bodoh

Banyak orang yang fokus pada cita-citanya sering dianggap bodoh oleh orang lain yang tidak sepaham dan tidak mengerti.

Di dunia yang semakin berlandaskan pada materi, para sukarelawan sering dianggap bodoh karena melakukan sesuatu tanpa bayaran. Mereka yang menganggap bodoh tidak mengerti, bahwa kebahagiaan membantu orang lain adalah bayaran tersendiri yang tidak bisa dihitung dengan lembaran uang.

Bob Sadino bahkan bangga ia bodoh. Karena ia paham ia kebodohannya itu membuat ia berani menekuni bidang yang tidak ditekuni orang lain, termasuk orang yang dianggap pintar. Ia berjualan telur hasil persilangan door to door bersama istrinya. Orang pintar tentunya memilih untuk keluar masuk kantor dan melakukan hal lain, yang dianggapnya bisa membuat orang lain menganggapnya hebat.

Martha Tilaar diajarkan ibunya untuk meneliti tentang telur dan juga rempah-rempah. Karena ibunya paham, nilai bidang studi Martha Tilaar tidak seperti saudaranya yang lain. Hasilnya ia hebat di bidangnya. Yang merasa pintar, apa mau bergelut dengan rempah-rempah dan tangannya kotor karena membuat jamu?

Setelah dipikir-pikir ternyata saya juga mengaku bodoh. Bodohnya karena saya terlalu fokus pada kegiatan menulis saya. Dulu teman-teman sekolah keheranan, kenapa saya selalu kelihatan bahagia setiap keluar masuk perpustakaan? Dulu teman kuliah saya pastinya juga sebal karena setiap kali diajak untuk menghabiskan waktu di luar, saya menolak dan selalu bilang ada tulisan yang harus saya kerjakan.

Saya akhirnya berada pada sebuah pemikiran, bahwa dianggap bodoh karena kita fokus pada suatu hal yang sedang kita tekuni, adalah suatu hal yang lumrah. Tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi harus membuat kita tersinggung.

Jadi kalau saat ini ada orang lain yang bilang kita bodoh, jangan kecil hati. Bisa jadi karena orang itu tidak sama minatnya dengan kita, atau memang kita yang harus kembali belajar.
sumber andriewongso

No comments:

Post a Comment