Kegagalan adalah hal yang lumrah terjadi pada manusia. Bahkan
sehari-harinya selalu ada kemungkinan gagal yang mendatangi. Perkara
asmara, pekerjaan, hingga kehidupan pribadi; ada-ada saja yang mungkin
membuatmu kecewa atau sakit hati.
Khususnya bagi kamu yang sedang berjuang demi karir, kegagalan
seharusnya jadi hal yang kamu maklumi. Toh tak ada istilah “jalan bebas
hambatan” untuk mencapai kesuksesan. Pasti ada momen “jatuh bangun” yang
harus dilewati sehingga tak boleh kamu bersedih apalagi menyerah. Dan
dari sekian ragam perjuangan ini, mungkin satu atau beberapa diantaranya
pun pernah kamu lakoni.
1. Momen diwisuda bukanlah akhir perjuangan, justru setelahnya kamu harus memutar otak merencanakan masa depan
“Skripsi galaunya setengah mati. Tapi setelah lulus, galaumu akan jauh lebih besar lagi.”
Pernah mendengar hal serupa dari kakak angkatan, dosen, saudara, atau
teman yang sudah lebih dahulu lulus? Ya, memang benar apa yang mereka
katakan. Barangkali saat kuliah kamu masih bisa mengeluh saat dosen
menolak idemu, dosen sulit ditemui atau dihubungi, dan sebagainya.
Namun ketika kamu lulus dan harus bekerja, jangan harap kamu bisa
mengeluh. Kamu akan dihadapkan pada profesionalisme kerja dan segenap
aturan perusahaan. Tak hanya itu, usai lulus kamu juga dituntut
bertanggung jawab atas diri sendiri, mulai memikirkan membalas jasa-jasa
orang tua, hingga keinginan untuk segera menikah.
2. Kamu bisa jadi merasa bimbang, perkara mengirim lamaran ke perusahaan besar atau lebih baik merintis bisnis demi jadi wirausahawan
Terkadang di awal kelulusannya, orang-orang masih sering bingung akan
pilihan kerjanya. Bisa jadi karena belum benar-benar paham apa yang
menjadi minat dan bakatnya, masih merasa ketrampilannya kurang, atau
beberapa pilihan karir tidak disetujui orang tua.
Sebagian lulusan perguruan tinggi pun punya macam-macam pilihan untuk
masa depannya. Ada yang memang ingin melamar kerja karena tidak
tertarik pada wirausaha, ada yang melamar kerja karena belum punya modal
untuk berbisnis, ada pula yang langsung praktek berbisnis dengan
tabungan sendiri, suntikan dana dari orang tua, melanjutkan bisnis orang
tua, maupun pinjaman dari bank.
Semuanya itu sah-sah saja kok, selama dilakukan dengan kesadaran diri
dan pemikiran matang. Sebagai permulaan, kamu juga perlu pengalaman
kerja yang mumpuni. Biasanya pengalaman kamu juga akan dipertimbangkan
dan bernilai di mata perusahaan lain apabila telah mencapai waktu satu
tahun.
3. Ketika mantap memilih jadi karyawan saja, kamu pun akan dihadapkan pada berbagai kesulitan yang memenuhi isi kepala
Pekerjaan barumu memang menyenangkan. Setelah melewatkan masa
percobaan dan adaptasi dengan lingkungan kerja, kamu bisa menyatu dengan
kawan-kawan. Setiap jobdesk yang diberikan atasan juga tidak
serumit awal mulanya lagi. Kamu pun naik jabatan dan dipercaya memegang
amanah yang tidak mudah. Tentu saja kamu menyenanginya. Pertama, ini
menunjukkan kinerja kamu yang meningkatkan dan layak diapresiasi. Kedua,
gaji dan fasilitasmu otomatis juga meningkat.
Namun gaji dan jabatan baru tersebut juga menimbulkan konsekuensi
baru. Ada waktu-waktu tertentu di mana tanggungjawabmu terasa begitu
besar dan berat. Oleh karenanya kamu perlu lembur dan menggauli deadline-deadline
yang menumpuk. Tak hanya kesal secara mental, fisikmu perlahan-lahan
juga mulai dan letih. Waktu-waktu berkualitasmu akan habis. Hingga
akhirnya, kamu akan berkata:
“Aku lelah. Aku sepertinya harus berhenti kerja dan memulai hidup baru dengan berbisnis sendiri saja.”
4. Merintis bisnis sendiri bukan berarti kamu boleh berleha-leha, justru di titik ini kamu harus bekerja lebih keras dari sebelumnya
Setelah melalui perjuangan mengajukan surat resign dan
disetujui oleh atasan, kamu pun melenggang bebas di luar kantormu.
Buru-buru kamu mengambil modal dari rekeningmu, yang selama ini kamu
dapatkan dari jerih payah menyisihkan uang gaji. Kamu pun segera sigap
melakukan bisnis berdasarkan konsep-konsep yang tersimpan lama di
benakmu.
Di fase inilah kamu akan sangat bersyukur. Pasalnya, kamu akan
memiliki kebebasan tempat dan waktu kerjamu. Waktu berkualitas juga
sangat mungkin kamu curi dengan mudah. Akan tetapi, bukan berarti
kerjamu santai-santai saja. Kamu juga harus berjuang keras bagaimana
usahamu yang dimulai dari titik nol itu bisa dikenal dan menghasilkan
uang. Bahkan ketika orderan datang padamu di tengah malam, kamu pun
harus mengalahkan rasa malas demi tak mengalahkan pelanggan.
5. Ada kalanya kamu hanya bisa berlapang dada ketika usaha yang kamu tekuni ternyata tak memberi hasil apa-apa
Siapa yang tak berang setelah modal yang cukup banyak digelontorkan,
namun tidak memberikan hasil apa-apa? Siapa juga yang tak sedih ketika
usaha kamu yang pada awalnya laris manis, seketika sepi dan kehilangan
pasar?
Wirausaha itu memang ibarat pertarungan. Gambling pun pernah
dialami orang-orang sukses dalam menjalankan bisnis. Namun mereka tak
langsung menyerah. Mereka sadar kalau dalam berbisnis, selalu akan ada
permasalahan-permasalahan muncul setiap waktu. Entah itu masalah sepele
atau yang berat sekalipun.
Di fase ini, seharusnya kamu mengevaluasi apa yang telah kamu
kerjakan. Barangkali memang strategi kurang tepat, lokasi bisnis kurang
strategis, promosi yang kurang, atau pelayanan yang belum maksimal.
Masalah yang mendera seharusnya dijadikan sahabat untuk kesuksesan
bisnis di masa depan.
6. Tapi kamu tak menyerah begitu saja, kegagalan malah membuat semangat belajarmu meningkat luar biasa
Ketika fase pada poin kelima sudah terjadi pada bisnismu, bergegaslah
kamu ke perpustakaan atau mencari sumber-sumber literatur lainnya.
Inilah yang penting untuk dikerjakan saat kamu harus mengevaluasi
bisnismu yang belum stabil.
Tak mesti lewat buku, kamu juga bisa mencari wawasan lebih lewat
internet atau majalah khusus bisnis dan marketing. Jika kamu bisa,
kenapa ragu untuk menemui kawan-kawan atau pakar di bidang bisnis? Tentu
saja kamu bisa! Caranya dengan sering mengikuti seminar atau bergabung
dalam komunitas bisnis online atau offline yang tak pelit berbagi ilmu
seputar membangun bisnis.
7. Usaha yang kamu tekuni harus dievaluasi, modal pengetahuan dan pengalaman menjadikanmu tak ragu untuk bangkit lagi
Insting adalah perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu
yang tak dipelajari, tapi telah ada sejak kelahiran manusia. Dalam
ilmu psikoanalisis, insting dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar.
Konon, insting tidak pernah salah sebagaimana insting seorang ibu kepada
anaknya yang disayang dan telah bertahun-tahun diurusnya. Bila kamu
memang amat sayang kepada bisnismu, ditambah lagi dengan ilmu yang kamu
dapatkan dari literatur dan para ahli, yakinlah instingmu itu juga tidak
pernah salah.
8. Kamu mungkin akan membandingkan masa lalu dan saat sekarang, memikirkan apakah keputusan keluar dari perusahaan memang jadi yang paling benar
“Aku tidak boleh menyesali keputusanku. Aku yakin bisa sehebat mereka!”
Jika ingin menjadi seorang pengusaha sukses, jangan lagi memikirkan
masa lalu sebagai seorang pekerja di perusahaan lamamu. Buang jauh-jauh
bayangan tentang pemasukan rutin dan nominal besar per bulannya ke
rekeningmu. Keinginan suksesmu pasti akan tersendat, persis seperti
orang yang gagal move on dari mantan kekasihnya. Ingat saja hal-hal yang
kamu benci dari kantor lamamu, sehingga kamu tetap kekeuh menjadi seorang pengusaha.
Jangan juga mengingat-ingat kegagalan bisnismu sebagai sebuah
kesalahan. Sekali lagi, gagal itu wajar dalam dunia bisnis. Selama kamu
cepat bergerak mengevaluasi dan terus melakukan perubahan, kamu bisa
membangkitkan kembali bisnismu dengan lebih jaya.
9. Rencana tanpa niat kuat adalah usaha yang sia-sia. Komitmen menjadi pengusaha sukses harus senantiasa terapal dalam kepala
Di tahap ini, kamu harus sadar betul bahwa pertimbanganmu
meninggalkan jabatan di perusahaan bukanlah untuk main-main. Sebaliknya,
ini adalah komitmen besarmu untuk menjadi orang yang maju dan
berkembang lebih pesat dibandingkan sebelumnya. Segala rencana dan
konsep perlu kamu lakukan dengan giat dan konsekuen.
10. Kegagalan harus dihadapi dengan gagah berani. Tak ada pilihan selain bangkit dan mencoba lagi
Bila Thomas Alva Edison punya karakter yang cepat menyerah dan malas,
mungkin saja kini namanya tak pernah dikenang sebagai penemu yang
berjasa. Mungkin juga ilmu yang dikuasai tak akan pernah terwariskan
kepada para pemilik usaha lampu. Efeknya, kita juga tak akan pernah
merasakan betapa indah dan hangatnya malam dalam naungan terang. Bisnis
pun sama halnya. Percobaan yang banyak, lagi dan lagi akan terus
meningkatkan jam terbang dan kualitasmu di tengah persaingan dengan
pelaku bisnis lainnya. Tapi ingat ya, kamu tetap harus bersaing secara
sehat.
11. Halau rasa ragu dalam dirimu. Yakinlah bahwa menjadi wirausahawan adalah panggilan hidupmu
Kata pengusaha kawakan Indonesia, almarhum Bob Sadino, kamu tidak
perlu banyak berpikir. Rencana pun boleh-boleh saja. Tapi apa artinya
jika rencananya itu kebanyakan, rumit, dan tidak dilaksanakan juga?
Bukankah semua hanya tinggal omongan belaka? Gerakkan tangan dan kakimu
lagi untuk membangun bisnis besarmu kelak. Jangan takut memulai lagi
dari nol. Jika harus memulai usaha dari emperan jalan raya, maka
lakukanlah. Orang akan melihat seberapa besar perjuangan kamu dan
kesungguhanmu.
12. Naik turun usaha itu sah-sah saja, tetaplah bekerja keras menjalankannya
Siapa bilang kerja keras hanya diperlukan saat usahamu sedang
menurun? Justru tidak! Kamu harus senantiasa bekerja keras untuk
usahamu. Bedanya adalah tujuan yang kamu harapkan dari kerja keras
tersebut. Bila tadinya kamu bekerja keras untuk membangun kembali
kehadiran usahamu, nantinya kamu akan bekerja keras lagi untuk menambah
pelangganmu. Nantinya akan ada lagi kerja keras untuk mempertahankan
kesuksesan usahamu. Begitu terus dan selanjutnya. Jadi, siapa bilang
menjadi wirausahawan itu sangat amat santai?
13. Karena pelangganmu adalah segalanya, jangan sekali-kali mengabaikan permintaan mereka
Pelanggan adalah raja.
Peribahasa di atas memang sangat benar adanya. Pelanggan adalah
sumber rejekimu. Merekalah yang akan membeli produk atau jasa yang kamu
jual. Oleh karenanya, jangan pernah merasa seolah-olah kamu adalah
majikan meski kamu adalah pemiliknya.
Sebaliknya, jadikan pelangganmu sebagai majikan. Berikan mereka
layanan yang memuaskan. Bahkan kamu bisa bertingkah laku seolah
konsultan atau asisten ketika mereka perlu menentukan pilihan. Ketika
produk yang kamu tawarkan sebenarnya adalah hal yang biasa saja,
pelangganmu akan mungkin kembali lagi bila melihat keramahan dan
keunggulan layanan di tempatmu.
14. Kesuksesan itu tak datang dalam semalam. Berbanggalah karena kamu berhasil melalui jatuh bangun perjuangan
Inilah yang jadi penantian panjangmu. Kesuksesan. Dalam dunia bisnis,
kesuksesan berarti produkmu banyak dicari orang, laris, dan mampu
menghasilkan profit yang lebih dari sekedar mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Kesuksesan akan semakin lengkap bila juga diimbangi dengan
kedamaian hati dan jiwa. Syukur-syukur kamu juga mampu bersedekah dan
turut mempekerjakan orang-orang yang ada di sekelilingmu.
Dari ragam perjuangan di atas, kita bisa menyadari bahwa tidak ada
kesuksesan yang datang dengan mudah. Tanya saja pada para pengusaha
sukses yang ada di sekelilingmu. Mereka pasti punya catatan kegagalan di
masa lalu.
Yang pasti sukses dan pencapaian tak bisa diukur dari apa yang bisa
kamu dapatkan. Justru kemauan untuk bangkit setelah mengalami berbagai
kegagalan adalah yang menentukan.
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment