Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meluncurkan sebuah
aplikasi bernama Sehat Jiwa, yang dapat digunakan masyarakat Indonesia
untuk mengetahui informasi tentang gangguan kejiwaan. Bahkan masyarakat
dapat mengukur tingkat gangguan kejiwaan mereka.
Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Sehat Jiwa itu mulai besok, Minggu (11/10).
"Jadi pihak Kemenkes sudah meluncurkan Aplikasi Sehat Jiwa ya, kami berharap masyarakat dapat mengunduhnya karena berguna sekali," kata Eka Viora, selaku Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kemenkes saat menghadiri jumpa pers.
Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Sehat Jiwa itu mulai besok, Minggu (11/10).
"Jadi pihak Kemenkes sudah meluncurkan Aplikasi Sehat Jiwa ya, kami berharap masyarakat dapat mengunduhnya karena berguna sekali," kata Eka Viora, selaku Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kemenkes saat menghadiri jumpa pers.
Selain itu, yang paling menarik dari aplikasi ini adalah, masyarakat dapat melakukan screening dan melakukan pengecekan apakah kejiwaan mereka terganggu atau tidak.
"Nanti masyarakat bisa melakukan pengecekan, apakah jiwa mereka sehat atau tidak melalui aplikasi kesehatan jiwa ini," Eka menambahkan.
Di dalam aplikasi tersebut, menurut Eka, sudah terpampang fasilitas kesehatan, juga informasi mengenai gangguan kejiwaan, seperti depresi dan rasa cemas.
Selain itu, aplikasi Sehat Jiwa ini juga akan berguna bagi para orang tua di Indonesia. Pasalnya, terdapat informasi terkait cara mengasuh anak agar ke depannya anak itu tidak mengalami gangguan kejiwaan.
"Buat para orang tua, kami sudah mempersiapkan informasi bagaimana cara mengasuh anak mereka, agar ke depannya anak mereka tidak mengalami gangguan atau masalah kejiwaan," ucapnya.
Aplikasi Sehat Jiwa ini dapat diunduh menggunakan Android dan ponsel pintar lainnya melalui Play Store.
Dengan adanya aplikasi ini, pihak Kemenkes berharap agar masyarakat Indonesia jadi lebih mendapatkan edukasi terkait gangguan dan masalah kejiwaan yang kerap menjadi masalah dalam masyarakat.
"Gangguan jiwa itu kan sifatnya preventif ya, lebih baik kita mencegah daripada menyembuhkan."
sumber cnn
No comments:
Post a Comment