Bila banyak yang mengatakan Anda terlihat lebih segar saat gemuk, sebaiknya tidak terlena dan menjadi ingin makan segala.
Pasalnya, anggapan bahwa gemuk tidaklah masalah asal sehat telah
ditolak oleh para pakar dari Swedia dalam sebuah studi yang
dipublikasikan dalam International Journal of Epidemiology.
Tim peneliti mendapati bahwa pria obesitas walau rutin berolahraga
dengan intensitas tinggi masih berada dalam risiko kematian yang lebih
tinggi ketimbang mereka dengan berat badan normal, tetapi jarang
berolahraga.
Untuk melihat hubungan antara olahraga, khususnya aerobik dan risiko
kematian dini, tim peneliti dari Universitas Umea Swedia melibatkan
1.317.713 laki-laki dengan usia 18 tahun.
Tim peneliti juga mengamati risiko kematian dini pada peserta dengan berat badan normal maupun obesitas.
Selama masa penelitian berlangsung, yaitu hingga umur peserta
rata-rata 29 tahun, hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rutin
peserta melakukan aerobik, mereka memiliki risiko kematian dini 48
persen lebih rendah ketimbang mereka yang jarang berolahraga.
Namun, bila dikaitkan dengan berat badan peserta, maka “keuntungan”
ini sedikit sekali dirasakan oleh peserta yang obesitas. Lebih rincinya,
pria dengan berat badan normal memiliki risiko kematian yang lebih
rendah ketimbang peserta obesitas walaupun mereka tidak rutin
berolahraga.
Sebuah studi yang diterbitkan awal tahun oleh tim peneliti dari
University of Cambridge juga menemukan bahwa meskipun rutin jalan cepat
setiap hari selama 20 menit dapat memberikan manfaat kesehatan yang
cukup, manfaat ini tidak berlaku pada orang gemuk.
Selama 12 tahun tim peneliti mengamati 334.161 pria dan wanita Eropa,
mengaitkan antara indeks massa tubuh mereka dan aktivitas fisik.
Hasilnya, seperti yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, saat indeks massa tubuh (BMI) meningkat, manfaat kesehatan dari berjalan cepat pun menjadi menurun.
sumber kompas
No comments:
Post a Comment